TY - JOUR
T1 - Elevating the Underground
T2 - Claiming A Space for Indie Music Among Bali’s Many Soundworlds
AU - Moore, Rebekah
N1 - Special Issue: Constructing Genre in Indonesian Popular Music: From Colonized Archipelago to Contemporary World Stage
PY - 2013/6/1
Y1 - 2013/6/1
N2 - In Denpasar, Bali, residents of different ethnic and linguistic backgrounds, religions, occupations, and musical tastes are coerced into living in close proximity by the prospect of employment. Correspondingly, the urban environment compels disparate soundworlds to share a populous geographic space. This article examines indie music as a distinct sonic-social intersubjectivity. Juxtaposed with traditional musics, the indie soundworld reveals dissonances and congruencies in musical practices and values within modern Bali. Engagement with indie music serves as a primary act uniting a group of otherwise socially disconnected individuals and creates an elective, localized, and enduring space for belonging. Di Denpasar, Bali, penduduk yang memiliki latar belakang etnis, bahasa, agama, pekerjaan, dan preferensi musik yang berbeda, dipaksa untuk tinggal berdekatan dalam suatu area oleh prospek pekerjaan mereka. Sejalan dengan itu, lingkungan perkotaan mendorong "soundworld"yang berbeda untuk berbagi ruang geografis yang padatpenduduknya. Artikel ini akan menyelidiki musik indie sebagai intersubjektivitas sonic-sosial yang unik ("soundworld"). Disandingkan dengan musik tradisional, soundworld indie mengungkapkan disonansi dan kongruensi dalam praktek dan nilai musik di Bali. Keterlibatan musik indie ini berfungsi sebagai tindakan utama untuk menyatukan sekelompok individu yang hubungan social mereka terputus, untuk menciptakan ruang yang elektif lokal, dan berkelanju.
AB - In Denpasar, Bali, residents of different ethnic and linguistic backgrounds, religions, occupations, and musical tastes are coerced into living in close proximity by the prospect of employment. Correspondingly, the urban environment compels disparate soundworlds to share a populous geographic space. This article examines indie music as a distinct sonic-social intersubjectivity. Juxtaposed with traditional musics, the indie soundworld reveals dissonances and congruencies in musical practices and values within modern Bali. Engagement with indie music serves as a primary act uniting a group of otherwise socially disconnected individuals and creates an elective, localized, and enduring space for belonging. Di Denpasar, Bali, penduduk yang memiliki latar belakang etnis, bahasa, agama, pekerjaan, dan preferensi musik yang berbeda, dipaksa untuk tinggal berdekatan dalam suatu area oleh prospek pekerjaan mereka. Sejalan dengan itu, lingkungan perkotaan mendorong "soundworld"yang berbeda untuk berbagi ruang geografis yang padatpenduduknya. Artikel ini akan menyelidiki musik indie sebagai intersubjektivitas sonic-sosial yang unik ("soundworld"). Disandingkan dengan musik tradisional, soundworld indie mengungkapkan disonansi dan kongruensi dalam praktek dan nilai musik di Bali. Keterlibatan musik indie ini berfungsi sebagai tindakan utama untuk menyatukan sekelompok individu yang hubungan social mereka terputus, untuk menciptakan ruang yang elektif lokal, dan berkelanju.
KW - Indie Music
KW - Bali
KW - Music
M3 - Article
VL - 44
SP - 135
EP - 159
JO - Asian Music
JF - Asian Music
SN - 0044-9202
IS - 2
ER -